• Posted by : Unknown Selasa, 11 September 2012


    Pria besar berpakaian baju zira dengan ukiran menghiasi permukaan pakaian tersebut. Pria besar itu mengaku bernama Ezalor, Leader of Chevalier.

    Lelaki berambut coklat tua dan berbola mata merah yang menggunakan pakaian serba hitam menjulurkan tangan kirinya kearah Ezalor lalu menariknya ke depan dadanya
    . "Len, support team Barsburg !" teriak lelaki yang terlihat berumur 18 tahun itu.

    "heh ? support team ?" pria besar itu berkata seraya mengejek Len "sepertinya tak begitu kuat ?"

    "lebih baik buktikan" Len membalas kata-kata pria yang berada didepannya "jangan hanya berbicara seenaknya . . ."

    Lelaki berpakaian hitam yang menggenggam pedang bernama sword braker menghilang dengan cepat dari pengelihatan pria berpakaian baju zira. Pria itu menarik katana lebar 15 cm dan panjang 2,5 meter kedepan tubuhnya. "Ding" suara keras terdengar tepat pria besar itu melintangkan pedangnya didepan tubuhnya untuk menangkis serangan Len.


    "aku tak menyangka pengelihatanmu bagus juga" ucap Len sambil tersenyum

    "aku tau apa yang kau pikirkan bocah !!" Pria bernama Ezalor membalas senyuman lelaki yang berada dihadapannya "setelah ini pasti kau akan mencoba memotong pedangku"

    Len mengalirkan listrik pada pedangnya untuk menggerakkan gerigi yang berada ditepi pedangnya. Len dan Ezalor menahan pedangnya dengan kuat, percikan api berhujanan dari kedua tepi pedang meraka yang bertumbukan.

    "sial, ternyata pedangmu keras juga" cibir Len melihat katana yang dipegang oleh Ezalor tidak terpotong

    "kau kecewa nak ?!" Ezalor tertawa dengan keras melihat ekspresi lelaki dihadapannya berubah

    Len melompat menjauh beberapa meter dari Ezalor. Pria besar itu dengan cepat menancapkan katananya ke tanah dan mengarahkan tangan kanannya kearah Len "500 holy chain"

    Ratusan rantai putih keluar dari pepohonan yang berada disekitarnya dan mengarah cepat kearah Len. Kakinya tiba-tiba kaku dan ratusan rantai putih menembus tubuhnya, lelaki itu menundukkan kepalanya dengan darah yang mengalir dipermukaan tubuhnya.

    "500 holy chain ?" lelaki berambut coklat tua masih menundukkan kepalanya seperti menahan sesuatu "KENAPA KAU MENGGUNAKAN SIHIR INI UNTUK MENGALAHKANKU !!"

    Pria besar itu terdiam mendengar kata-kata lelaki itu. "ini sihir murahan, aku sudah bosan melihat sihir ini. 10 dewa kematianpun mencoba menyegel nyawaku dengan 1000000 Holy Chain, aku bisa melepaskannya dengan mudah" Len mengangkat kepalanya sambil tertawa keras.

    Rantai putih yang menembus tubuhnya terbakar dengan api hitam yang menghancurkan rantai itu dengan cepat. Len terdiam beberapa saat ternyata dia memiliki sihir pensucian, dan ternyata yang kukira beam cannon sebelumnya seharusnya itu holy revert ekspresi Len menjadi serius.

    "Blazing Edge" ucap Len perlahan sambil mengibaskan pedangnya, pedang itu diselimuti oleh api biru yang berkobar perlahan dipermukaan pedang.

    "sisi" ucap Ezalor melihat pedang Len yang diselimuti api biru, dia menjulurkan pedangnya yang memancarkan sinar putih samar-samar kearah Len

    "ACCEL !!" mereka berdua berteriak dengan keras dan bergerak dengan cepat

    Kilatan-kilatan cahaya berwarna biru dan putih bergerak dengan cepat, suara angin yang dan pedang yang bertumbukan memecah keheningan hutan itu. Kedua ekspresi mereka terlihat serius "QUARTO ACCEL !!" teriak kedua orang itu.

    Kedua gerakan mereka bertambah 4 kali lebih cepat dari sebelumnya. "Fire ball !!" Len menembakkan bola api dari mulutnya dalam kecepatan tinggi.

    Ezalor menghindari serangannya dengan mudah. "BOLT LANCE !!" Ezalor melakukan gerakan menusuk-menusuk diudara dengan cepat, listrik menembak dari senjatanya kearah Len.

    "Moon Fang" Len menebaskan pedangnya dengan cepat, cahaya berbentuk bulan sabit berwarna hitam keluar dari senjatanya yang menetralkan listrik yang mengarah kearahnya.

    "MAX ACCEL !!" Len terkejut mendengar pria yang dilawannya berteriak, pria itu hilang dari pengelihatannya dengan cepat. Len melihat ke segala arah untuk mengetahui keberadaan Ezalor, matanya menyisir daerah disekitarnya.

    “bumnnn” suara pukulan cepat tepat pada punggung Len yang membuatnya terpental dan menuntahkan darah. “sial, aku tak menyangka orang sebesar dia bias bergerak secepat ini” Len memutar badannya yang masih melayang diudara.

    Ezalor menebas Len dari arah bawah, beruntung dia sempat menahannya dengan senjatanya. Tapi Ezalor tidak begitu naïf menyerangnya dengan serangan normal, dia memukulnya dengan sepenuh tenaga yang membuatnya terpental ke udara.

    Len terpental 15 meter keudara, seberkas cahayanya berkilau yang berasal dari pantulan cahaya bulan yang mengenai permukaan pedang terlihat bergerak dengan cepat dibawahnya. Dia mencoba kembali menggerakkan badannya untuk menghindar sambil memutar senjatanya.

    “too slow” bisik Ezalor perlahan ditelinga Len. Puluhan tebasan menyayat tubuhnya dengan cepat, dia melihat pria besar itu melambat dihadapannya. “FINAL BLOWW !!” teriak Ezalor sambil memutar katana besarnya dan memukul Len dengan sisi tumpul senjatanya dengen sangat keras, tubuh Len terpental dan menabrak batu besar dibawahnya hingga pecah.

    Ezalor melihat lelaki berambut coklat tua mencoba terdiri setelah terbentur sangat keras. Dia kembali menghilang dari pengelihatan Len untuk menjatuhkannya dengan cepat. “WARR CRYYYY” teriak Len yang suaranya menggema dihutan yang sunyi itu.

    Pengelihatan Ezalor tiba-tiba menjadi kabur, kecepatannya mulai berkurang karena dia susah melihat. “sial, bagaimana dia bias menggunakan war cry. tapi dia bodoh, setelah melakukan war cry seperti ini dia tidak dapat menggerakkan tubuhnya 5 detik” dia mendarat tepat didepan Len yang masih tidak bergerak sedikitpun.

    Ezalor menatap Len dingin dan mengarahkan katananya tepat pada jantung Len, “sword dance” ucap lelaki berambut coklat tua perlahan. Dia memaksa tubuhnya yang kaku untuk bergerak.

    “SWORD DANCEEEEE !!!” Len menangkis pedang Ezalor dan menyerangnya dengan cepat. Dia melakukan dash, blow dan slice dalam satu kali serangan, Ezalor terlihat panik menangkis serangan yang dilancarkan terus menerus oleh Len.

    aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi, terpaksa aku harus mengeluarkannya” ucap Ezalor dalam hatinya. “forbidden technique, surround angel” Ezalor melempaskan senjatanya dan memejamkan matanya perlahan.

    Len berhenti melihat pelihat pria besar dihadapannya melepaskan senjatanya dan merebahkan dirinya ke tanah. Tanah bergetar ketika pria itu mendarat ditanah. Len melihat sekitarnya “sepertinya ini sudah berakhir, aku akan kembali”

    Dia melangkahkan kakinya menjauh dari pria besar yang masih berbaring ditanah. 8 cahaya putih tiba-tiba mengelilinginya, cahaya itu membentuk sebuah sosok putih dengan sayap yang membawa tombak putih ditangan kanannya.

    “itu seperti Holy Athemis, tapi kenapa membawa tombak ?” ucap Len memperhatikan baik-baik sosok putih yang muncul disekitarnya. Tombak yang digenggam sosok putih itu tiba-tiba berkobar seperti api, sosok itu menjadi agresif dan menyerang Len.

    Len menghindari serangan 8 sosok itu yang saling menyerang bergantian, “sial, serangan mereka semakin lama semakin cepat. Dan tubuhku semakin kaku akibat luka-luka yang tidak pulih diseluruh tubuhku” Len mengatur napasnya yang mulai berat.

    “dep” Len melihat kebelakang tubuhnya, tubuhnya terhenti karena terhalang pohon besar. Len membuang napasnya terlahan dan menolehkan kepalanya kembali kedepan. Dia melihat 3 sosok putih itu berhenti didepannya tanpa bergerak sedikitpun.

    “eh ? apa yang terjadi ? kenapa mereka berhenti ?” Len menggaruk-garukkan kepalanya dan menancapkan pedangnya ditanah. “ini tidak masuk akal” dia bersandar pada batang pohon itu.

    Terdengar kayu yang hancur dari belakang tubuhnya, dia melihat dua ujung tombak putih yang berkobar menembus kedua pundaknya, Tubuhnya terangkat oleh tombak itu, tapi yang anehnya dia tidak merasakan sedikitpun.

    “apa yang terjadi ?” dia melihat kearah 3 sosok putih yang berada dihadapannya, mereka bersiap menusuk tubuhnya dengan tombak yang berkobar. 3 tombak itu menembus jantung, perut dan lehernya, tapi Len tidak merasakan sakit sedikitpun dan tubuhnya menjadi kaku.

    “FATAALLLL BLOWWWW !!” teriak Ezalor yang tiba-tiba muncul sambil menganyunkan pedangnya dengan cepat kearah Len. Len melihat Ezalor kembali mengarahkan sisi tumpul pedangnya untuk menyerangnya, tapi dia melihat ada yang berbeda diserangannya.

    Len mencoba menggerakkan tubuhnya tapi sis-sia, dia memejamkan matanya perlahan. Serang itu tepat mengenai dadanya dan melontarkan tubuhnya menubruk batu besar. Mulutnya terbuka lebar tapi tak ada suara yang terdengar dari mulutnya, tubuhnya ambruk perlahan.

    Len mencoba membuka matanya dengan tenaga yang tersisa, dia melihat pria besar itu mendekatinya. Dia memejamkan matanya bersamaan dengan tenaganya yang habis tak tersisa.

    Pria itu mengangkat lengan kiri Len hingga kakinya tak menyentuh tanah. "jadi kabar itu benar, bahwa kau telah bertunangan" Ezalor melihat kearah cincin putih yang dipenuhi taburan keemasan didalamnya "pantas saja kau tidak menggenggam senjata dengan tangan kirimu, sepertinya kau takut menggores cincin ini"

    "apa kata-kata terakhirmu ?" Ezalor mendekatkan ujung katana pada dada Len "sepertinya tidak ada yang ingin kau katakan"

    Lucia yang berlari didepan Ariana dan Argon yang menggerakkan tubuh Leon melihat sosok Len yang tertembus katana besar tepat dijantungnya. Ariana menarik Lucia dan menutup mulutnya yang ingin berteriak melihat apa yang terjadi dihadapannya.

    "Lucia, kita tidakbisa menolongnya. dia terlalu kuat, cepat dan memiliki sihir suci yang berbahaya bagi kita" Ariana memeluk tubuh Lucia yang bergetar, dia melihat ekspresi Ariana yang sedih dan tak percaya bercampur menjadi satu

    Ezalor melihat ujung katananya yang menembus tubuh Len meleleh perlahan, dia menarik katananya dengan cepat. Dia melepaskan katananya yang meleh hingga tak tersisa, dia melihat sosok berjubah hitam berdiri jauh didepannya.

    Pohon disekitar sosok itu tiba-tiba terbakar. Setiap langkah sosok itu meninggalkan api yang berkobar, tubuh-tubuh bounty hunter yang sebelum menyerang Len terbakar hingga menjadi abu. Senjata yang berserakan meleleh, tanah menjadi gersang dan batu retak.

    Ezalor melihat sosok yang menggunakan jubah itu tersenyum mengejeknya, sosok itu mengangkat tangan kanannya yang berwarna putih. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan api yang berkobar setelahnya, badai api yang berputar membakar apapun yang dilewatinya.

    Argon yang melihat badai api itu mendekati mereka dengan cepat mengangkat kedua tangannya untuk menahannya. "Argon ! kita harus menghindar, sihir ini berbeda" Ariana menatap serius lelaki yang berdiri didepannya.

    Ariana melompat untuk menghindari serangan itu sambil memeluk Lucia yang masih terdiam melihat apa yang terjadi pada Len.

    Ezalor menutup mukanya dengan lengannya untuk menghalau serangan sosok berjubah itu. Dia melihat baju zira yang melindunginya meleleh, tapi lelaki yang berada didepannya tidak terbakar sedikitpun.

    "aku harus fokus melawannya, lelaki ini sudah tak berguna" Ezalor melempar tubuh Len yang sudah terbujur kaku

    Argon dengan cepat menangkap tubuh Len yang sudah kaku dan membawanya menjauh dari tempat itu.

    "Ariana, apa dia baik-baik saja ?" ucap Argon yang membaringkan tubuh Len dihadapan mereka

    "Lucia, cepat sembuhkan Len !!" teriak Ariana sambil mengguncang bahu Lucia yang masih terdiam

    Lucia terlihat bingung, dia menyentuh dada Len perlahan. Seluruh luka yang terdapat pada tubuh Len sembuh seketika, tapi Len masih tidak bergerak sedikitpun. "Ariana, apa Len sudah mati ?" tanya Lucia perlahan dengan raut wajah yang bingung dan sedih.

    "Len, dia . . ." Ariana menundukkan kepalanya sambil membuang napasnya perlahan, tak tahu apa yang harus dia perbuat


    to be continue . . .

    0 comments

  • Random Post

    Random Post

    Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - [IO] World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan