• Posted by : Unknown Minggu, 19 Agustus 2012


    Aurum Caelum . . .

    Sinar bulan purnama terlihat jelas dilangit malam dengan ditemani bintang-bintang yang bertebaran disekitarnya. Angin malam yang sejuk berhembus keras ke seroang anak laki-laki dengan rambut coklat yang sedang duduk ditepi jalan Lunatic koridor dengan kupu-kupu hitam selalu beterbangan mengelilinya. Pemandangan yang indah, walaupun sudah ratusan tahun tapi pemandangan ini tak pernah berubah pikir lelaki yang sering disapa Len itu.


    Dia mengangkat tangannya, melihat kulitnya yang berwarna putih pucat, aku tahu aku berbeda, dan aku juga tahu kalau aku bisa berjalan dibawah sinar matahari tanpa terbakar menjadi abu. Dan itu alasan kenapa mereka sering menyebutku daywalker, vampire pureblood mereka bilang gumam Len

    Dia menarik napasnya perlahan dan merasakan hembusan angin malam yang menenangkan pikirannya sejenak. Len membuang napasnya sambil mengingat masa lalunya yang penuh sangatlah rumit dan tidak mudah untuk di pahami.


    °•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°`   Back To The Past  `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°

    “Len, harus berapa kali aku katakan ? jangan menyerang manusia !” teriak pria yang terlihat berusia 38 tahun itu pada seorang anak laki-laki dengan nama Len dan seluruh tubuhnya dipenuhi cipratan darah segar manusia.

    “tapi, aku sangat haus . . . dan rasa darah manusia itu sangat lezat” Lelaki yang terlihat seperti anak berumur 18 itu menjawabnya dengan rambutnya yang berwarna coklat tua dan mata merahnya masih terlihat haus akan darah

    “Len, maafkan kami. Tapi kami tidak ada pilihan lain selain mengirimmu ke Aurum Caelum” ucap perempuan berumur 34 tahun sambil menahan air matanya yang mulai keluar. Entah dia mereasa prihatin dengan kepergian anak itu, atau bahkan mungkin senang.

    Delapan orang berpakaian hitam dengan cepat menangkap Len dan membiusnya dengan ramuan khusus yang membuatnya terjatuh tak sadarkan diri dilantai. Orang-orang yang berpakaian hitam tersebut memasukkan tubuh Len yang terbujur kaku kedalam peti hitam selebar 2 meter X 1 meter dengan menambahkan gas pelumpuh agar dia tidak bisa memberontak lebih lanjut.

    =====

    Terlihat seorang gadis yang sedang menganalisa peti hitam dihadapannya dengan matanya yang berwarna biru sambil menyelipkan rambutnya yang hitam sepinggang ke telinganya. Gadis itu mengangkat tangannya ke arah peti hitam itu ketika asap bermunculan dari tangannya itu.

    Ice blade”

    Keempat sisi peti hitam hancur dengan pisau es yang tembus pandang, gas pelumpuh menguap dari sisi peti yang hancur dan suara yang keras terjadi ketika tutup peti hitam itu tiba-tiba terpental ke udara, memperlihatkan sesosok lelaki berambut coklat tua yang memiliki mata merah bangkit dari tidurnya. Lelaki itu menatap kearah gadis berambut hitam yang tengah duduk santai kearahnya dengan mata merahnya yang haus dengan darah. Tanpa basa-basi, lelaki dengan julukan Vampire itu menerjang dengan cepat kearah gadis dihadapannya yang bersikap dingin dan santai.

    Ternyata reflek gadis tersebut lebih cepat pada saat dia mencengram leher lelaki itu dengan keras hingga dia merintih kesakitan memegangi tangan gadis bermata biru tua itu. Darah yang berada di lehernya mengalir pada saat kuku tajam menghunjam kulitnya yang putih.

    "ice berg" Gadis itu meletakkan telapak tangannya pada dada lelaki yang masih dicekiknya "Maaf, tapi ini harus dilakukan."

    Lelaki itu merasa badannya tiba-tiba melemas, melihat kearah bawah tubuhnya yang tidak bisa bergerak. Dari ujung kakinya hingga dada yang disentuh gadis itu ditutupi es yang cukup tebal.

    "siapa kamu ? kenapa kamu bisa melumpuhkanku?" lelaki itu bertanya pada gadis yang memiliki mata biru yang masih mengunakan sihir di atasnya.

    "Namaku Ariana, Beast Master dan Queen di Barsburg Empire"

    "Beast Master ?"Setelah sihirnya bekerja pada tubuh lelaki dengan bola mata merah itu, Ariana perlahan melepas cengkraman yang di lehernya. Lelaki itu merasakan luka dilehernya pulih setelah Ariana menarik dirinya untuk bangun.

    "ya, dan ini adalah salah satu tugasku yaitu membantu orang sepertimu untuk mengendalikan sisi liarnya yang tak terkontrol"  Ariana tersenyum kecil.

    "tapi sepertinya kamu bukan manusia biasa ? apa yang telah terjadi padamu ?" lelaki itu kembali berdiri setelah es yang membekukan tubuhnya mencair saat Ariana mengucapkan mantra lainya dengan pelan.

    "Maksudmu ? aku tidak mengerti  apa yang kau bicarakan" Ariana terlihat bingung dengan pertanyaan yang baru dia dengar tetapi kebingungannya itu tidak terpancar dalam wajah gadis itu.

    "aku melihat sepertinya jiwamu terikat oleh sesuatu yang membuatmu akan selalu bereinkarnasi"

    Ariana sedikit terkejut akan pernyataan dari lelaki yang barusan dia selamatkan itu. "bagaimana kamu mengetahuinya ? sepertinya aku tak pernah mengatakan hal ini pada siapapun dan biar ku koreksi 300 tahun. 30 tahun adalah wktu yang singkat." Ariana tersenyum kecil dan mencoba untuk bersikap tenang dengan jawaban Vampir yang baru dia temui ini.

    300 tahun? "Apa kau tidak pernah mencari tahu kalau beberapa pure blood memiliki kemampuan yang dapat melihat jiwa manusia dan berapa lama dia sudah hidup."

    Ariana hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil lagi, sementara menahan tubuh lelaki itu yang tiba-tiba rubuh tak sadarkan diri. Dia memanggil serigala, teman baiknya yang bermata emas dengan bulunya yang lembut untuk membantunya membawa lelaki berambut coklat tua yang belum dia ketahui namanya itu ke kamarnya.

    Len,huh. Ternyata memang mirip dengan pria itu walau sudah 300 tahun pun, dia masih saja terlahir ditubuh yang sama dengan kepribadian yang sama. Menarik.


    =====


    Ariana mengetuk pintu kamar dan masuk tanpa izin ketika dia melihat Len, masih tertidur di ranjangnya. Gadis itu membangunkan lelaki berambut coklat tua yang sudah tertidur selama seminggu penuh. "Len. . . bangunlah" Ariana mengguncang bahu lelaki itu dengan kencang tapi lelaki itu tidak bergerak sama sekali walaupun sekuat apapun Ariana mengguncang bahunya. sial, dia mempermainkanku pikir Ariana.

    "LEN! BANGUNNNN . . ." teriak Ariana sekencangnya sambil menyibakkan selimutnya dan membuat lelaki yang memiliki panggilan Len itu terpental membentur dinding dan dia merintih kesakitan

    "ada apa ? kenapa kamu membangunkanku ?" ucap Len dengan nada lemah

    "sudah waktunya aku menyegel haus akan darahmu" ekspresi Ariana berubah drastis, matanya yang biasanya memancarkan lembutan tiba-tiba menajam dan menyebarkan suasana kegelapan yang sangat pekat.

    "baiklah, lakukan sebisamu" Len berlutut dihadapan Ariana dan merasa tidak ada pilihan lain kecuali menurutinya.

    Ariana mengeluarkan pedang tipis biru yang tembus pandang dan Len mencoba melihat gadis berambut hitam didepannya bersiap melakukan sesuatu. Ariana mengiris telapak tangan kirinya hingga mengalir darah yang cukup cepat. Dia menusuk dada Len untuk membuat lubang yang cukup besar. Len merasakan sesuatu masuk kedalam rongga dadanya, benda itu terus masuk hingga menyentuh jantungnya. Hal itu adalah hal yang baru yang terjadi dalam diri Len, serasa dia kehabisan nafasnya.

    "apa yang kau masukkan ke dadaku, Ariana ?" tanya Len yang menutup matanya erat karena sakit yang terasa.

    "nothing, yang penting hausmu hilang" Ariana meremas jantung lelaki dihadapannya cukup keras dan membuat Len merintih kesakitan akibat rasa sakit yang dibuat, tapi dia enggan membuka matanya untuk melihat apa yang Ariana lakukan. Teriakan Len semakin keras ketika Ariana meremas jantungnya semakin kencang.

    "sepertinya sudah cukup" Ariana menarik tangannya dari rongga dada lelaki yang berada dihadapannya dan lubang yang terdapat pada tubunya menghilang tanpa sisa dengan cepat setelah Ariana mengeluarkan tangannya. Ariana berkedip ketika dia melihat sesuatu yang bersinar dibahu kanannya semacam tato kupu-kupu hitam.

    "Dengarkan aku Len. Sekarang aku sudah memberikan darahku padamu, darahku yang mengalir didalam tubuhmu akan menghilangkan rasa hausmu dan tidak lupa akan memberikanmu perlindungan khusus bagimu." Ariana menyentuh kupu-kupu hitam yang melekat seperti tanda lahir dibahu kanan Len ketika Kupu-kupu hitam itu beterbangan disekitar mereka berdua. Len hanya dapat melihat kupu-kupu itu beterbangan mengelilinginya tanpa berkata apapun. "Len, aku percaya padamu. Jika waktunya tepat kita akan bertemu lagi" Ariana memegang pipi Len yang dingin seperti biasanya

    "apa maksudmu Ariana ? kenapa kamu berkata seperti itu ?" Len terlihat bingung dengan perkataan Ariana yang tiba-tiba menjadi serius.

    "Sebenarnya aku tidak ingin kembali tapi aku tidak punya banyak pilihan. Misimu mulai saat ini adalah bawa kembali aku kesini saat waktunya tepat, dan kupu-kupu hitam ini akan memandumu ke aku saat waktunya tiba"

    "Ariana . . ." ucap Len perlahan sambil melihat lembut kearah gadis dihadapannya.

    Gadis dengan rambut sepinggang dan mata birunya itu tersenyum lepas dan menyentuh pipinya Len sampai tangannya sudah tidak terasa lagi diwajahnya ketika dia hancur menjadi abu persis di depan matanya.


    =====


    16 years later . . .

    Seperti pagi-pagi sebelumnya, Len hanya duduk sendiri di Lunatic koridor sambil melihat awan-awan emas simbol akademi Aurum Caelum dan kupu-kupu hitam selalu beterbangan tanpa henti melindunginya selama 24 jam setiap harinya.

    “Sudah 16 tahun sejak kepergian Ariana, kapan waktu yang tepat untukku untuk mengembalikanmu kembali kesini ?”  Len mengucapkannya perlahan pada kupu-kupu hitam yang beterbangan mengelilinginya.

    Len melihat kearah beberapa kupu-kupu yang meluncur cepat menuju bumi. Lelaki dengan bola mata merah itu melihat hal tersebut dengan cepat terjun dari Lunatic koridor untuk mengikuti jejak kupu-kupunya. Dia berputar bebas diudara mengikuti kupu-kupu hitam aku tak menyadari ternyata Aurum Caelum berada diketinggian yang sangat tinggi, Len tersenyum kecil sambil mempersiapkan dirinya untuk mendarat.

    Len mendarat dengan kedua kakinya dengan suara yang keras. Tanah yang dipijaknya menjadi tandus terbakar oleh api hitam yang melindunginya saat mendarat.

    “Lumayan. Pendaratan yang mulus” ucap Len
    Dia kembali berjalan mengikuti beberapa kupu-kupu hitam yang bergerak menjauhinya dan menuju ke suatu tempat. Sepertinya ini sudah waktunya ? aku harus tetap mengikuti kupu-kupu itu. Len melihat satu bangunan yang tak begitu besar tetapi kupu-kupu hitam berhenti didepan pintu itu dan kembali berputar mengelilingi Len.

    Len membuka pintu bangunan itu perlahan dan dari kejauhan dia melihat seorang gadis berambut hitam panjang dengan matanya yang biru sedang duduk disamping seorang gadis berambut hitam yang terbaring dengan cipratan darah yang mengotori long dress putih yang dia kenakan.

    "Ariana?” Len memanggil dan memastikan kalau dia masihlah orang yang sama sampai gadis itu hanya tersenyum dan memintanya untuk mendekat, “apa dia Lucia ?" tanyanya ketika dia melihat gadis yang memiliki rambut hitam sama seperti Ariana.

    "iya, namanya Lucia dan bagaimana kamu bisa mengetahui namanya ?"

    "aku hanya menebaknya, karena dia sangat mirip dengan wanita yang menjadi tunanganku didalam mimpiku saat aku berusia 15 tahun" ucap Len sambil menyentuh pipi gadis itu yang berubah menjadi dingin. Lucia, apakah ini kau?

    "Katakan padaku Len, apa dia akan mati ?"

    "tidak, ada sesuatu yang menahan jiwanya agar tidak keluar dari tubuhnya. apa kamu tahu siapa dia sebenarnya?"

    "dia human wolf, ras wolf yang tidak bisa berubah menjadi serigala tapi kekuatannya melebihi ras aslinya sendiri yang dapat berubah. Len apa kamu tahu cara untuk menyelamatkannya ?"

    Setelah berpikir sejenak, Len menggigit nadi tangan kanannya dan mengisap darahnya kedalam mulut, Ariana hanya terdiam melihat apa yang dilakukan Len dan terkejut melihat lelaki itu yang tiba-tiba memberi ciuman kepada gadis yang terbaring lemah di depannya.

    Lucia, come back for me. Wake up, my princess.

    Len merasakan leher dan bibir gadis yang diciumnya mulai terasa hangat kembali dan tentu dia merasa senang gadis yang diciumnya mulai membaik. Gadis itu membuka matanya dan melihat kearah Len dengan bola mata merahnya yang indah seperti yang dimiliki Len.

    What ?! teriak gadis yang baru saja sadar dari tidurnya dalam hatinya, dia terkejut kenapa dia bisa dicium oleh seorang lelaki yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Gadis yang umurnya lebih muda itu
    menendang tubuh Len untuk untuk memberikan jarak.

    "agh . ." rintih Len yang terpental membentur tembok

    "s . . siapa kamu ? beraninya kamu menciumku ?" Gadis dengan bola mata merah itu memerah di kedua pipinya

    "Namaku Len. Kau mungkin tidak ingat tapi aku tunanganmu, Lucia" jawab Len dengan tersenyum tapi rasa sakit masih tersirat di wajahnya. Dia sudah memperkirakan reaksi gadis itu tapi tak menyangka kalau dia akan menyerang.

    "Apa ? sejak kapan kamu menjadi tunanganku ?" seru Lucia dan masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

    "entahlah, mungkin ratusan tahun yang lalu" Len kembali tersenyum kearah Lucia yang semakin kebingungan.  

    "ratusan tahun yang lalu ? aku tak pernah hidup selama itu, usiaku saja baru 15 tahun . . ." Lucia mengganjal bibirnya dengan telunjuknya sambil berpikir
    sebenarnya siapa lelaki ini, kenapa dia berkata bahwa dia tunanganku dan dia bilang aku sudah menjadi tunangannya ratusan tahun yang lalu padahal dia terlihat berusia 18 tahun. Tapi kenapa hatiku berdegup kencang seperti ini, jangan-jangan dia…

    "apa kamu mencoba berbohong padaku ?" rasa penasarannya membuatnya mengeluarkan pertanyaan itu.

    "tidak, aku mengatakan yang sebenarnya. tapi kau boleh membunuhku jika menganggapku berbohong." Len memberikan pedang hitam yang tembus pandang kearah Lucia.

    Akan tetapi Lucia hanya terdiam melihat pedang yang diserahkan kepadanya dan tanpa mengatakan satu patah katapun. Len membuang napasnya kecewa melihat ekspresi Lucia yang masih tidak percaya. Padahal dalam hatinya dia sangat berharap kalau Lucia akan mengingat dirinya sedikit saja.

    "baiklah, Kalau kau tidak tahu apa boleh buat. Tidak ada gunanya juga aku disini" dengan rasa kecewa Len mengarahkan pedangnya ke jantungnya dan mendorong ke tubunya dengan cepat.

    "Tunggu!" Lucia menahan tangan Len yang menggenggam pedangnya sampai gerakan tangan lelaki itu benar-benar terhenti sebelum pedang itu menembus dadanya. Lucia masih menundukkan kepala sambil menahan tangan Len sampai kupu-kupu putih tiba-tiba muncul mengitari gadis bernama Lucia itu.

    Kupu-kupu putih itu bersandar di jari Lucia dan membawa cahaya putih yang menyilaukan dimana gadis itu dapat melihat sosok pria dan wanita yang berbicara akrab dan mesra di suatu tempat yang tidak dikenalnya. Hal itu membuat Lucia tersadar kalau ini adalah bagian dari mimpinya yang sudah dia lihat sejak dia kecil dan tanpa disadari pria itu adalah Len.

    Ruangan itu dipenuhi dengan kupu-kupu hitam dan putih yang beterbangan disekitar mereka, Ariana hanya melihat apa yang dilakukan kedua orang yang berada dihadapannya dengan senyuman kecil yang puas, dia sudah bisa menebak apa yang terjadi atau mungkin dia hanya terlalu takjub melihat keindahan kedua kupu-kupu itu.

    Untung 300 tahun yang lalu kalian bukan pasangan, karena mungkin kalian tidak akan bersatu di dunia ini. Leinhart, Lucy, aku pasti akan melindungi kalian di kehidupan ini.

    Ariana melirik ke arah dua remaja yang saling bertatapan dan tersenyum kecil "Good job, Len. Aku tak mengira kekuatan yang kuberikan padamu bisa bereaksi ditubuh Lucia yang kau beri darahmu" Ariana kembali mengeluarkan suaranya setelah lama terdiam. Len dan Lucia tersenyum mendengar ucapan gadis dengan umur yang lebih tua dari mereka.

    “Oh ya,  Ariana. Apakah kami mengingatkanmu pada seseorang di kehidupan yang lalu?”

    “Kenapa kau bertanya seperti itu?” Tanya Ariana datar

    Well, kau memperhatikan kami dengan senyumanmu yang jarang muncul di wajahmu itu.”

    Ariana kembali tersenyum, “Itu bukan urusanmu dan satu hal yang perlu kau ketahui anak muda, tidak ada yang boleh mengetahui tentang kehidupanku dan berapa lama aku sudah pernah ada. Pastikan kau jaga rahasia ini sebaik mungkin, Len.” Tatapan yang tajam dan dingin tidak berefek untuk Len yang menangguk pelan menandakan kalau dia mengerti pernyataan tersebut dan tidak akan pernah membahas hal itu lagi di depan Ariana.

    0 comments

  • Random Post

    Random Post

    Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - [IO] World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan