• Posted by : Unknown Selasa, 11 September 2012


    Ariana menundukkan kepalanya sambil membuang napasnya perlahan dia bingung apa yang harus dia perbuat "Lucia, Len kehilangan kekuatannya. Dan sepertinya dia akan koma sangat lama, dan dia akan terbakar jika terkena matahari"

    "lebih baik kita kembali sekarang, matahari mulai terbit"
    ucap Argon yang masih menggunakan tubuh Leon

    Argon melihat kedua gadis dibelakangnya menganggukkan kepalanya, dia dengan cepat memukulkan tangannya ke tanah. Suara ledakan terdengar sangat keras dari tempat mereka berdiri.

    Lucia dan Ariana menutup matanya untuk mencegah debu masuk ke matanya. Mereka membuka matanya, mereka melihat gedung besar yang merupakan gedung dewan. Mereka berada dilapangan yang berada didepan gedung itu.

    Argon dengan cepat mengangkat tubuh Len "kemana kita akan memindahkannya ? sebelum matahari terbit"


    Ariana berlari menuju salah satu koridor sambil memberikan tanda kepada Lucia dan Argon untuk mengikutinya. Lorong demi lorong mereka lewati hingga sampai didepan sebuah bangunan besar milik Barsburg Empire dengan bendera bergambar kupu-kupu biru keunguan yang berkibar didepan pintu masuk.

    Argon mengikuti Ariana dan Lucia yang sudah masuk kedalam bangunan terlebih dahulu. Udara dingin menghembus tubuhnya saat memasuki bangunan tersebut, dia melihat semua barang-barang didalam gedung itu terbuat dari kaca dan kristal.

    Argon berjalan menelusuri koridor yang berlantai kaca, dia melihat ikan-ikan yang bergerak dibawah kakinya. "tempat apa ini ? kenapa tempat ini begitu indah ? apa ini masih didunia ?" Argon bertanya didalam hati sambil melihat ikan-ikan yang bergerak bebas dibawah kakinya.

    "Argon, bawa Len masuk kesini" ucap Ariana yang membuka pintu besar berwarna biru muda

    Argon melihat ruangan seluas 10x10 meter dengan dinding berwarna biru, ruangan itu juga memiliki lantai kaca dengan ikan-ikan yang bergerak bebas didalamnya. Argon membaringkan tubuh Len pada ranjang seluas 2x2meter yang empuk. Argon melihat sekelilingnya, dia baru menyadari bahwa tidak ada jendela diruangan itu.

    Dia merebahkan dirinya disofa biru yang berada didepan ranjang biru, dia melihat Ariana dan Lucia yang masih berdiri melihat tubuh Len yang terbujur kaku diranjang. "aku tidak habis pikir orang yang telah membunuh 1000 orc dalam perang 500 tahun yang lalu tumbang oleh Ezalor" Argon menggelengkan kepalanya, kepalanya mulai pusing memikirkan apa yang baru terjadi.


    ▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/


    a month later . . .

    Lucia mendekati Ariana yang sedang berdiri didepan pintu besar yang berwarna biru. "Ariana, apa ada perkembangan ?" ucap Lucia yang membawa seikat light blue tulip

    Lucia selalu menanyakan hal yang sama setiap hari kepada Ariana, tapi Ariana hanya menggelengkan kepalanya sambil membukakan pintu besar itu. Lucia mendekati meja yang berada disebelah ranjang biru yang ditiduri Len.

    Lucia mengganti light blue tulip yang sudah layu dengan bunga yang dibawanya. Lucia bangkit dari duduknya dan pindah duduk didekat tubuh Len yang berwarna putih pucat, dia menyentuh pipi Len dengan lembut "Len, sampai kapan kau akan seperti ini ? apa kau akan membiarkanku bertarung sendiri di Magic Battle ?"

    Lucia mencium bibir Len dengan lembut, dia merasa kehilangan semenjak Len koma. Dia melihat kupu-kupu hitam yang hinggap dibunga tulip yang dia bawa, "Ariana ! Ariana !" teriak Lucia

    Ariana berlari mendekati Lucia "ada apa Lucia ?"

    "apa ini kupu-kupu milik Len ?" Lucia menunjukkan kupu-kupu hitam yang hinggap dijari telunjuknya

    "kalau diliat biasa mirip milik Len, tapi sepertinya bukan miliknya" ucap Ariana sambil melihat detail kupu-kupu hitam itu "tapi yang jelas kupu-kupu ini tak berbahaya"

    Ariana mengajak Lucia untuk keluar ruangan untuk meninggalkan Len sendiri.


    ▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/


    Day before magic battle . . .

    Ariana melihat Lucia yang membawa seikat light blue tulip memasuki aula Barsburg Empire. "Ariana, apa kau sudah siap untuk besok ? kenapa kamu kesini malam-malam ?" tanya Ariana yang sedang duduk disofa berwarna biru

    "aku ingin mengganti bunga tulip sebelum layu, karena aku tidak akan bisa kesini pagi hari" jawab Lucia sambil duduk disofa yang berada didepan Ariana

    "baiklah, aku akan menemanimu kesana" Ariana bangkit dari duduknya

    Lucia menundukkan kepalanya sambil mengikuti Ariana yang sudah berjalan terlebih dahulu "Len, aku harap kamu bisa menemaniku di magic battle besok".

    Ariana membuka pintu besar berwarna biru, mereka melihat sesosok berambut abu-abu yang menggunakan black coat  dengan sarung pedang yang melebihi pinggangnya. Sosok duduk disamping tubuh Len sambil membelakangi mereka.

    “Verloren ?!” teriak Lucia sambil menunjuk sosok berambut abu-abu itu

    Sosok berambut abu-abu itu hanya menolehkan kepalanya sedikit dan menghilang dengan cepat tanpa membuat lubang sedikitpun. Ariana menepuk pundak Lucia “dia bukan Verloren, dia tidak akan berada ditempat seperti ini”

    Ariana memeriksa tubuh Len, tidak ada bekas luka atau apapun yang membekas pada kulitnya. “sepertinya dia datang hanya untuk melihat, tidak untuk membunuh Len” ucap Ariana perlahan

    Lucia yang mendengar hal itu sedikit lega dan mengganti bunga tulip yang mulai layu dengan bunga yang dibawanya.

    To be continue . . .

    0 comments

  • Random Post

    Random Post

    Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - [IO] World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan