• Posted by : Unknown Rabu, 08 Agustus 2012


    Health Center . . .

    Volta berlari dengan cepat kearah ruangan Minerva yang berada dilantai 2nd health center. Cowok berambut kuning dan bermata biru itu mulai kehabisan napas akibat jarak yang jauh dan Leon mulai tak sadarkan diri yang membuatnya semakin berat.

    Leon membuka pintu ruangan Minerva dengan cepat, dia melihat Minerva sedang berbicara dengan cewek yang miliki rambut putih dan mata coklat gelap. Leon membaringkan Leon disofa panjang.


    “mi . . Minerva” ucap Volta dengan napas terbata-bata akibat napasnya yang belum teratur “tolong Leon”

    Minerva dengan cepat mendekati Leon dan memeriksa keadaannya, dia merasakan detak jantung Leon semakin lambat. “hey, apa yang kau lakukan padanya ?” teriak Minerva pada cowok berambut kuning itu.

    “aku hanya memaksanya menyerah dengan purpureum fulmineitupun hanya sebentar” ucapnya perlahan

    “apa kau gila ? purpureum fulmine dengan setingkatmu bisa membunuh orang dalam 4 detik, apa kau tidak tau ?” teriak cewek berambut putih panjang dan berbola mata coklat tua itu

    Minerva mengangkat tangan kanannya yang mengeluarkan cahaya keemasan dan memukulkannya ke dada Leon. Semua luka ditubuh Leon dengan cepat menghilang, Minerva kembali memeriksa detak jantung Leon.

    “sial, detak jantungnya tetap melemah” Minerva kembali memukul-mukul dada Leon untuk membuat jantung Leon berdetak normal

    “apa kita akan kehilangan dia ?” tanya cewek berambut putih itu sambil mendekati Minerva

    “aku tidak tahu, aku masih ragu dia selamat” jawab Minerva sambil menutup badan Leon dengan selimut untuk menghangatkan tubuhnya. “ini gara-gara kamu Volta, kenapa kamu ingin memaksanya menyerah” teriak Minerva kearah cowok berambut kuning itu

    “Min . .” panggil cewek berambut putih yang sedang memegang pergelangan tangan Leon “sepertinya kita kehilangan dia”

    Minerva dengan cepat mendekati Leon dan meletakkan tangannya didepan hidung Leon, ternyata dia sudah tidak bernapas. Minerva kembali mencoba menekan dadanya untuk memberikan kejut pada Leon.


    °•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°


    Dimana ini ?


    Kenapa aku tidak bisa melihat apapun ?


    Dan kenapa badanku dingin ?


    Tidak mungkin !


    Tidak mungkin aku sudah mati . . .


    Leon tiba-tiba mendengar suara dikeheningannya, dia mencoba mendekati asal suara tersebut. Dia berjalan perlahan dikegelapan yang sangat pekat tanpa seberkas cahayapun menerangi jalannya.

    Leon melihat seberkas yang seperti disorot dari langit, tapi sorotan cahaya itu sangat jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

    Dia berlari dengan sekuat tenaga untuk menuju sorotan cahaya itu. tapi semakin dia berlari mengejar cahaya itu, cahaya itu bertambah jauh darinya.

    Leon tetap berlari mengejar cahaya itu dengan seluruh tenaganya. Dia melihat cahaya-cahaya kecil disamping kanannya mengitari sesuatu, Leon berhenti sejenak dan mendekati cahaya-cahaya kecil itu.

    Leon berjalan perlahan menuju cahaya itu, kali ini tidak bergerak ucapnya dalam hati. Dia melihat seorang cowok berambut abu-abu yang sedang duduk membelakanginya. Leon sekarang tahu ternyata bukan cowok itu yang berlindung dibalik cahaya-cahaya kecil itu, tapi cahaya-cahaya kecil itu yang mengelilinginya.

    "kenapa kau kesini Leon ?" ucap cowok berambut abu-abu itu sambil sibuk melakukan sesuatu

    "ba . . bagaimana kamu tahu namaku ?" tanya Leon terbata-bata sambil mencoba melihat apa yang dilakukan cowok yang terlihat sedang duduk itu.

    “aku adalah dirimu yang lain didunia ini” jawab cowok berambut abu-abu yang sedang menanam bunga yang mengeluarkan cahaya putih

    “kenapa seluruh tempat ini gelap ? apa yang terjadi ?” ucap Leon pada cowok yang keseluruhan kembar dengannya hanya berbeda pada warna rambutnya yang abu-abu

    “tempat ini gelap karena kegelapan hatimu, karena kamu tidak pernah percaya pada dirimu sendiri. Lihatlah, bunga yang aku tanam pasti layu karena kegelapan hatimu” ucap cowok itu sambil berdiri setelah menanam bunga itu

    “aku mengerti, tapi apa aku sudah mati dan abadi ditempat ini ?” tanya Leon sambil menundukkan kepalanya

    “aku tidak tahu, tapi aku akan memberikanmu satu kesempatan lagi” ucap cowok berambut abu-abu itu sambil memegang pundak Leon dengan bola cahaya yang semakin terang mengitarinya

    “kesempatan ? apa yang kamu maksud ? aku tidak mengerti ?” tanya Leon sambil melihat kearahnya dengan serius

    “jangan melihatku seperti itu” ucap cowok itu sambil memalingkan wajahnya. “tapi, ini kesempatan terakhirmu. Jangan kamu sia-siakan” bola-bola cahaya yang mengitari cowok itu semakin terang

    “tapi, bagaimana jika aku ingin menemuimu kembali ?” teriak Leon kearah cowok itu

    “aku selalu berada disekitarmu” cowok berambut abu-abu itu tersenyum dan memukul dada Leon dengan sangat keras


    aaaaaaachhhhhhhhhh


    Teriak Leon dengan sangat keras, dia membuka matanya setelah tak sadar terpejam akibat merintih kesakitan.

    Dimana lagi ini, kenapa aku berada disini. Tapi yang terbaik disini terang tidak gelap seperti sebelumnya ucap Leon dalam hatinya.

    “Leon . .” ucap Minerva yang melihat bergerak. “ternyata kamu selamat” Minerva tiba-tiba memeluk Leon dengan erat

    Leon melihat ada dua orang lain yang masih berdiri didekatnya, yaitu cewek berambut putih yang menariknya dan master yang menyerangnya dengan brutal. Leon tersenyum pada Minerva “emang apa yang terjadi padaku ?”

    “sebelumnya kamu sudah mati Leon, tapi sepertinya sesuatu mengembalikanmu kembali kesini” ucap cewek berambut putih itu

    Jadi benar aku sudah mati, sekarang aku tahu maksud satu kesempatan itu. Tapi aku masih belum tahu siapa cewek berambut putih ini ucapnya dalam hati. “eh, kamu siapa ?” ucap Leon sambil menunjuk cewek berambut putih itu

    “ehm, aku Rhea. President, Chairman or apalah orang mengucapkannya, yang jelas aku ketua tertinggi disini” ucapnya sambil tersenyum dan mendekatkan kepala ke Leon

    “pantas saja kamu langsung menarikku saat melompat, jadi kamu yang bertanggung jawab disini” ucap Leon sambil membuang napasnya

    “jangan dipikirkan, itu tidak penting. Aku tak akan menghukummu” ucap Rhea sambil tersenyum “ini sudah hampir malam, lebih baik kamu kembali ke kamarmu”


    °•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°


    Lunatic Hallway . . .

    Leon berjalan menelusuri lantai yang berkelap kelip terkena cahaya bulan. Aku tak pernah menyadari kalau tempat ini pada malam hari bisa sebagus ini. Pemandangan ini juga didukung dengan awan-awan yang terlihat menyejukkan saat terkena cahaya bulan. Leon duduk sejenak untuk menikmati pemandangan dan mengecek handphonenya.

    (Iris)

    Leon apa kamu baik-baik saja ?
    Hubungi aku jika kamu tidak apa-apa


    Ternyata ada juga orang yang mengkawatirkanku, sebelumnya tak ada orang yang sepeduli ini padaku selain kakak dan mamaku.Leon kembali melihat pemandangan sambil memikirkan bagaimana dia bisa kembali bertemu dengan dirinya yang lain.

    Cahaya obor yang berada dikoridor itu tiba-tiba meredup, Leon dengan cepat melihat kearah obor-obor yang menerangi koridor itu. What the hell ? apa yang terjadi ? Leon terkejut melihat api obor yang tiba-tiba berwarna hitam.

    Leon dengan cepat bangkit dari duduknya karena merasakan sesuatu yang aneh. Pergerakkannya tiba-tiba terhenti akibat banyak kupu-kupu hitam dengan sayap yang mengepakkan sayapnya seperti api melintas.

    Dia dengan cepat bersembunyi ketika mendengar langkah kaki yang mendekati persimpangan koridor itu. Dia mendengar langkah kaki itu berhenti tepat pada persimpangan koridor, aku tak tahu apa yang membuatnya terhenti, tapi sepertinya ini buruk.

    Leon melihat perlahan ke persimpangan tersebut, seorang cowok terlihat sedang membuka tutup kepala jubah hitam panjang hingga menutupi kakinya. Kulitnya putih bersih tapi terlihat sedikit pucat dan rambut coklat gelapnya yang panjang hingga dasar leher.

    Langkah kaki lari seseorang kembali terdengar, tapi itu bukan langkah kaki cowok berambut coklat gelap itu. Seorang cewek mengenakan jaket putih dengan bulu dibagian lehernya mendekati cowok itu.

    “Len, apa yang kamu lakukan disini ?” tanya cewek yang memiliki rambut hitam sepinggang dan berbola mata warna merah itu

    “princess, kenapa kamu mencariku ?” cowok yang dipanggil Len itu kembali bertanya kepada cewek dihadapannya dengan nada datar

    “aku khawatir denganmu, abis kamu tiba-tiba menghilang dan mengeluarkan spellmu disini” ucap cewek berambut hitam itu sambil memeluk lengan kiri cowok itu

    “aku pikir princess sudah tidur, jadi aku berjalan-jalan dengan spell ini” cowok itu mengangkat tangan kanannya yang membentuk api hitam yang berkobar

    “dah, hentikan spell itu” cewek itu menepuk telapak kanan cowok itu dengan tangan kirinya yang memancarkan cahaya keemasan

    Langkah kaki seseorang kembali terdengar mendekat, Leon melihat Rhea yang mendekati kedua orang yang sedang berbicara dipersimpangan koridor

    “kalian kenapa menggunakan sihir seenaknya, itu tindakan yang melanggar peraturan dan kalian juga melanggar jam malam. Cepat kembali ke kamar kalian masing-masing” ucap Rhea dengan tegas

    “iya tante, kami kembali ke kamar” ucap cewek berambut hitam itu sambil menggandeng cowok yang dia panggil Len

    Rhea melihat kearah cowok dan cewek yang sudah jauh dari persimpangan koridor itu. “Leon, keluarlah. Sekarang sudah aman” teriak Rhea


    aaw sial, bagaimana dia bisa tahu aku disini ?


    °•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°`   to be continue  `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°

    0 comments

  • Random Post

    Random Post

    Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - [IO] World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan