• Posted by : Unknown Kamis, 30 Agustus 2012


    Seorang cowok berambut coklat dua yang memakai jubah hitam panjang memandang kearah luar bersama cewek berambut hitam melebihi pinggang yang memakai long dress mage putih di Lunatic Corridor.

    Gadis bermata biru yang mengenakan coat panjang dan boots mendekati cowok dan cewek yang sedang memandang kearah luar corridor.
    Gadis bermata biru itu berhenti dan mendengar perkataan cowok berambut coklat tua "Ariana, sepertinya ada seseorang yang keluar dari Aurum Caelum ? dan benarkah kau kesini untuk mengatakan hal itu ?"

    Gadis yang memiliki mata biru itu hanya menganggukkan kepalanya. Ariana kembali mendengarkan ucapan cowok berambut coklat tua itu "panggil Grey, dan terbang bersama Lucia"

    Rauman naga terdengar keras, sesosok naga biru yang sangat besar muncul dari balik bangun besar diujung corridor. Naga biru itu berhenti dihadapan Ariana seperti menunggu perintah selanjutnya.


    Cowok bermata merah menjatuhkan dirinya perlahan dari tepi coridor, Ariana dan Lucia menaiki naga biru yang dipanggil oleh Ariana untuk mengikuti cowok bermata merah itu. Cowok itu membiarkan dirinya jatuh bebas ke permukaan tanah.

    Suara keras terdengar dari tempat cowok itu mendarat, dan sesosok berpakaian hitam dengan pedang besar dipunggungnya bergerak cepat menjauhi tempat jatuh cowok bermata merah itu. Ariana dan Lucia meluncur dengan cepat menuju sosok berpakaian hitam yang membawa pedang besar dipunggungnya.

    "aku tak pernah melihatmu berpakaian seperti itu sebelumnya" ucap cewek bermata biru pada sosok berpakaian hitam itu

    "aku hanya berjaga-jaga, keadaan dibumi sekarang sudah berubah" ekspresi sosok berpakaian hitam itu terlihat sangat serius

    "Len, apa itu pedang baru ? aku tak pernah melihatnya sebelumnya" Ariana bertanya pada sosok berpakaian hitam itu

    "ya, ini Sword Breaker. gerigi yang terdapat ditepinya bisa menghancurkan berlian" jawab Len

    "by the way, bagaimana kamu melakukan gerakan itu ?" tanya cewek bermata biru yang melihat Len melompat diudara

    Len membuang napas panjang "coba lihat menggunakan mode wolf"

    Bola mata cewek bermata biru yang semulanya berwarna biru tiba-tiba berubah menjadi merah, cewek itu melihat puluhan sosok besar berjubah hitam dengan muka tak terlihat berjajar sambil merentangkan grand reaper mereka untuk tempat lompat Len.

    "apa itu ? aku tidak pernah melihat sebelumnya" Lucia bertanya kembali dengan ekspresi yang terlihat bingung

    Len menundukkan kepalanya sambil membuang napas panjang "Lucia, bagaimana kamu bisa memiliki Holy Athemis tapi tidak tahu kemampuannya ?". Len tiba-tiba teringat sesuatu "apa jangan-jangan kamu memiliki Holy Athemis saat aku memberikan darahku padamu ?"

    "ehm . . . mungkin" Lucia tersenyum "aku juga tidak tahu, dia tiba-tiba muncul"

    Len tiba-tiba melompat kearah naga biru yang ditumpangi oleh Ariana dan Lucia dengan cepat, Len membenturkan lengan kirinya kearah naga biru itu. Naga itu bergeser beberapa meter dari tempatnya semula.

    Ariana dan Lucia mencoba berpegangan pada leher naga itu. Ketika mereka berdua hendak berteriak pada Len, seberkas cahaya putih terang melewati daerah kosong diantara mereka.

    Ariana dengan cepat menyuruh naganya untuk turun. Lucia dengan cepat melompat dari atas naga dan mendekati Len "hey, apa yang baru saja terjadi ?!"

    Cowok itu melihat sekitar sambil memegang gagang pedangnya "itu beam cannon, sihir expert combinasi listrik dan api. Dan sepertinya mereka bounty hunter"

    Ariana terlihat tak percaya "bounty hunter ? apa kita masuk kedalam daftar buruan ? bagaimana bisa ?"

    "aku tidak mengerti masalah itu" Len membuang napas panjang "tapi sepertinya team pertahanan seperti kita, terutama Etro masuk kedalam daftar buruan bernilai tinggi"

    "nuuuu, kenapa aku harus ada didaftar buruan" Lucia tiba-tiba berteriak

    "kalian berdua cepat cari Leon" Len tidak memperdulikan Lucia yang berteriak "mungkin dia juga akan menjadi target"

    Ariana menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan menarik Lucia kembali menuju naga biru untuk melanjutkan mencari Leon. Len melihat kearah naga biru yang semakin lama menghilang dari pandangannya.

    Len menarik Sword Breaker dari punggungnya, dia merentangkan pedang sepanjang 2 meter dengan gerigi yang tajam ditepinya. Puluhan langkah kaki terdengar mendekat, puluhan orang berpakaian dan bersenjata lengkap mengepung tempatnya berdiri.

    "pure blood" ucap salah seorang bounty hunter yang sedang menjulukannya lidah ke pisau ditangan kirinya

    Len tertawa perlahan dan semakin lama semakin kencang yang membuat bounty hunter bingung. "kalian pikir sampah seperti kalian dapat membunuhku" Len menutup separuh wajahnya dengan tangan kirinya

    "beraninya kau merendahkan kami" teriak bounty hunter yang tiba-tiba hilang dari pengelihatan Len

    Len menangkis tebasan pedang bounty hunter itu, pria itu senyum melihat tangan Len yang berdarah "cih, masih berdarah sudah banyak omong"

    Len membalas senyum pria itu dengan tertawa kecil "tidak untuk waktu yang lama". Luka ditangannya kembali pulih dan mematahkan pedang pria itu.

    Pria itu diam terpaku melihat pedangnya dipatahkan dengan mudah oleh Len. "kalian semua, gunakan anti vampire weapon Z type" ucap seseorang bertubuh besar yang mengenakan jubah panjang jauh dibelakang bounty hunter yang mengepung Len

    Len melihat semua orang yang mengepungnya mengeluarkan senjata – senjata besar seperti great sword, giga hammer, giga axe dan senjata besar lainnya dengan bentuk yang aneh. “sial, mereka semua berelemen dark. Serangan sihir selain light akan percuma, sepertinya aku hanya bisa menyerang mereka secara langsung” ucap Len dalam hatinya sambil memasang gelang berantai pada lengannya.


    ======


    Ariana melihat raut muka Lucia yang terlihat ragu “ada apa Lucia ?”

    “apa dia bisa melawan mereka ?” mata Lucia kembali berwarna biru, dari mata terlihat dia kawatir pada keadaan Len

    Ariana memperlambat laju naga biru yang dinaiki mereka sambil membuang napas yang cukup panjang “sejauh yang aku tahu, jika hanya melawan belasan orang dia masih bisa menang. Jadi lebih baik percaya padanya”

    Lucia hanya terdiam dan tak bergerak sedikitpun, raut wajahnya masih tak berubah sedikitpun. Lucia tiba-tiba menepuk pundak Ariana yang sedang melihat ke pepohonan dibawahnya “aku dapat menciumnya, dia tak jauh dari sini”

    Ariana meluncur dengan cepat kearah tempat yang ditunjuk oleh Lucia, mereka bergegas karena Lucia memberi tahu bahwa orang yang dicarinya terluka. Lucia dengan cepat melompat dari naga dan mendarat dengan mulus ditanah.

    Lucia melihat dua orang yang terlihat kembar, cowok berambut abu-abu sedang menahan kembarannya yang berambut hitam yang sedang pingsan. Lucia mendekati kedua cowok itu.

    “kamu . . .” cowok berambut abu-abu itu melihat Lucia dengan ekspresi terkejut “apa yang kamu lakukan disini ?”

    “seharusnya aku yang bertanya padamu, Argon” Lucia mengarahkan pedangnya yang memancarkan cahaya keemasan ke leher cowok berambut abu-abu

    “bagaimana kamu bisa mengetahui nama asliku ? sepertinya aku tidak pernah memberitahunya pada siapapun” cowok berambut abu-abu itu menundukkan kepalanya

    “walaupun kau berbeda bentuk, tapi kekuatanmu tetap sama. Apa kamu bangkit untuk membuat kekacauan seperti 500 tahun yang lalu ?” dibelakang tubuh Lucia terlihat sayap keemasan yang terbuka lebar, sepertinya Lucia bersiap menyerang

    “aku tidak tahu, semua tergantung dia. Aku hanya memberikan kekuatanku pada orang yang menjadi tempat kekuatanku selanjutnya” cowok bernama Argon itu melihat kearah cowok didepannya

    “baringkan dia, aku akan menyembuhkannya” sayap dan pedang yang digenggam Lucia hancur menjadi kupu-kupu emas

    Argon membaringkan cowok berambut hitam itu. Lucia menyentuh dada cowok itu, seketika semua luka ditubuhnya hilang “dia kekurangan banyak darah, sihir tak akan bisa mengembalikan darahnya”

    “berikan dia ini” terdengar suara yang taka sing dibelakang Lucia,  dia melihat cowok yang dikenalnya memberikan sekantung cairan berwarna merah “cairan ini mempercepat pembentukan darah”

    Lucia mengambil kantung cairan berwarna merah dan menyuruh Argon untuk memberikannya pada cowok berambut hitam itu. “Len, sejak kapan kamu menjadi baik” teriak Lucia sambil mendorong tubuh cowok itu

    Cowok itu terpental dan menabrak pohon hingga tumbang. Cowok berambut coklat tua terduduk didepan batang pohon yang tubing itu tanpa bergerak sedikitpun. “Len, apa kau baik-baik saja ?”

    Ariana menghentikan Lucia yang bergerak kearah yang seperti Len itu. “dia bukan Len, itu hanya pelindungnya” ucap Ariana yang melihat sosok seperti Len hancur menjadi kupu-kupu hitam

    “aku mencium darah Len” Lucia berbisik perlahan pada Ariana


    ======


    Cowok berambut coklat tua dan bermata merah mencoba mengatur napasnya yang tak beraturan sambil melihat pundak kirinya yang tidak pulih tergores senjata yang digunakan para bounty hunter. “sial, apa yang kalian gunakan” teriak Len

    “itu yang disebut anti vampire, senjata ini menghambat kemampuan penyembuhanmu” ucap pria bertubuh besar yang dari awal hanya melihat kearah Len tanpa bergerak sedikitpun

    “siapa kalian ?” teriak Len sambil berlari kearah bounty hunter yang menggunakan pedang besar didekatnya.

    Pria itu menahan pedang yang digunakan Len dengan mudah, pria itu menertawai serang Len. Len mengeluarkan elemen listrik yang membuat gerigi dipedangnya bergerak memotong apapun yang menghalanginya. Pedang pria itu terpotong bersamaan dengan tubuhnya yang tertebas pedang itu “24 lagi”.

    Pria yang menggunakan palu besar melompat sambil mengayunkannya senjatanya bersama kedua pria yang menggunakan kapak besar dari kanan dan kiri Len. Len melompat dengan cepat kekiri dan menebas pria itu hingga darahnya muncrat ke wajah Len.

    Cowok bermata merah mengeluarkan ekspresi dinginnya dengan muka yang dipenuhi percikan darah sambil mengarahkan senjatanya dengan cepat ke kanan. Kedua kapak dan palu terpotong perlahan dihadapan mereka, cowok bermata merah kembali mengayunkan pedangnya sebelum kedua pria itu sempat mengeluarkan senjata lain.

    “21” ucap cowok bermata merah sambil melihat kearah pria bertubuh besar yang tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Len melanjutkan serangannya ke bounty hunter yang berdiri diselilingnya

    Len menebas melintang kearah pria yang sedang mengarahkan senjatanya untuk menahan serangan Len, pedang pria itu terpatah dengan mudah bersamaan dengan lehernya yang terputus “20 . .”

    Len menebas perut pria yang melompat mencoba menyerangnya saat sedang mengatur napasnya yang mulai berat “19 . .”

    Len menancapkan pedangnya dikanan untuk membersihkan wajahnya yang dipenuhi darah, pria yang menggunakan dual dagger menyerang Len selagi lengah. Pinggang Len terkena tebasan kedua pisau itu akibat terlambat menghindar, Len membalasnya dengan mengarahkan pedangnya langsung ke dada pria itu. Pria itu menyilangkan kedua pisaunya. Kedua pisau itu patah dan pedang Len menembus dada pria itu “18 . .”

    Len dengan melemparkan tubuh pria itu kearah pria yang menggunakan tombak panjang. Pria itu terkejut, Len melompat sambil mengayunkan senjatanya dengan cepat. Kedua tubuh pria itu terputus penjadi dua bagian “17 . .”

    Len berteriak dan berlari kearah dua pria yang menggunakan reaper besar, kedua pria itu mengarahkan reapernya kearah Len. Cowok bermata merah itu melompat tinggi keudara, kedua cowok itu dengan cepat meluncur kearah Len. Kedua pria itu tiba-tiba terkejut melihat cowok bermata merah itu sudah mendarat dibelakang mereka, pria itu melihat bagian tubuhnya yang terpisah “15 . .”

    Len kembali menghilang dari pandangan dan terlihat kembali ketika melompat zigzag diantara bounty hunter yang masih terkejut melihat serangan yang dilakukan oleh cowok bermata merah itu “3 . .”

    Len berdiri didepan pria bertubuh besar yang masih tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri setelah menebas bounty hunter terakhir menjadi dua bagian. Tubuh Len bermandikan darah bounty hunter yang mengepungnya, dibelakangnya terlihat banyak tubuh-tubuh yang terpotong, kepala yang jauh dari tubuhnya, organ dalam yang berserakan.

    “kau yang terakhir, pria besar” ucap Len dengan mukanya yang sangat dingin

    “sebelum kau mati, lebih baik aku memberitahu siapa aku. Ezalor, Leader of Chevalier” pria itu membuka jubahnya dan terlihat armor besi yang tebal dengan pedang besar dipunggungnya


    To be continue . . .

    0 comments

  • Random Post

    Random Post

    Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - [IO] World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan