• Posted by : Unknown Minggu, 09 Desember 2012


    Unlimited World PART 02 – Another World


    Cahaya terang masuk ke dalam matanya yang baru saja terbuka. Dia melihat langit-langit ruangan yang berwarna putih dengan wallpaper klasik yang warna putih, dia mendengar suara alat penghitung detak jantung yang berada di atas meja yang berada di samping kanan ranjangnya.


    Dia mencoba bangun dari posisi tidurnya, dia merintih perlahan sambil memegang perutnya yang terasa sakit. “ternyata aku benar-benar tertusuk, aku pikir kejadian itu hanya mimpi” pikirnya sambil tersenyum kecil.

       Dia melihat gadis yang memiliki rambut warna hazel yang terlihat mengkilap terkena cahaya matahari pagi yang masuk dari jendela rumah sakit tertidur di sampingnya. "ternyata dia yang menolongku, aku tak mengira hanya karena luka kecil membuatku ditolong oleh seorang gadis" lelaki berambut hitam itu menggeleng-gelengkan kepalanya

       Lelaki itu mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis berambut hazel yang tertidur di sampingnya, “sepertinya dia kelelahan” ucapnya perlahan sambil melihat setiap lekuk wajah gadis itu. Lelaki itu dengan cepat menjauhkan wajahnya dan mencoba menenangkan detak jantungnya yang mulai tidak beraturan.

       Gadis itu melihat ke arah lelaki berambut hitam itu dengan ekspresi wajah yang menunjukkan belum tersadar sepenuhnya, “maaf sayang, aku tertidur~” ucap gadis itu sambil mengucek matanya. “he ?!” gadis itu tersadar dan menggerak-gerakkan kedua tangannya dengan cepat dengan wajah yang memerah “ma-maafkan, aku tidak bermaksud mengatakan itu !”.

       “tak usah dipikirkan, aku mengerti” lelaki itu menggerakkan tangan kanannya ke atas dan ke bawah beberapa kali

    “em . . aku Hikari, siapa namamu ?” tanya gadis bernama Hikari

    “aku Magenta” lelaki bernama Magenta memegang dagu dengan tangan kiri “aku sempat berpikir, bagaimana kamu membawaku ke sini ?”

    “ee . . aku dengan cepat menghubungi polisi saat kamu terjatuh” gadis itu tersenyum padanya, Magenta menggelengkan kepalanya. Gadis itu tiba-tiba berhenti tersenyum dan menunjuk ke meja yang ada di sebelah kiri Magenta, gadis bernama Hikari itu mengambil sesuatu dari saku jaketnya “kenapa S-Gear itu berbeda dengan milikku ? apa itu produk baru ?”

    Magenta melihat kacamata sport yang berwarna cokelat dengan bentuk lebih simple dibandingkan dengan S-Gear miliknya "itu S-Gear buatan Lotus Tech, dan kedua S-Gear ungu ini buatanku sendiri"

    “em . . apa benda itu memiliki kemampuan khusus ?” Hikari melihat kedua kacamata berwarna ungu yang ditunjukkan oleh Magenta

    “hanya fitur standar, aku tak menambahkan apapun” ucap Magenta dengan santai

    Suara piano tiba-tiba terdengar di ruangan itu, gadis berambut hazel dengan cepat mencoba mengeluarkan handphonenya yang bergetar di kantong celananya. Gadis itu melihat ke arah layar handphone putihnya, dia melihat nama Shiira yang merupakan temannya menghubunginya. “Magenta, aku tinggal sebentar” gadis itu dengan cepat berlari keluar kamar.

    Magenta melihat gadis itu keluar kamar dengan terburu-buru “sepertinya jadwalnya padat, sempat sekali dia menginap di sini hanya untuk menungguku” ucapnya dalam hati sambil membayangkan gadis itu berdiri di depan pintu masuk kamar.

    Beberapa saat kemudian gadis itu kembali masuk dan berjalan ke samping kiri Magenta “maaf, aku tidak bisa menemanimu. Tadi Shiira rekan kerjaku membutuhkan bantuanku, jadi aku harus ke sana sekarang” gadis itu menundukkan kepalanya.

    Ekspresi Magenta tiba-tiba berubah dia berpikir “dasar aneh, dia yang menolongku tapi dia minta maaf padaku. Bukannya harusnya aku yang berterima kasih”. Magenta mengangkat kepala gadis itu “seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena telah menolongku, kalau kau ada urusan kau boleh pergi kapanpun”

    Cahaya matahari pagi menyinari muka Magenta, gadis berambut hazel itu memperhatikan mata Magenta yang sebelumnya terlihat hitam menjadi warna ungu cerah "Magenta . . apa namamu karena warna bola matamu yang berwarna ungu saat terkena sinar matahari ?"

    "seperti yang kau lihat, orang tuaku menamakanku karena warna mata yang berbeda ini" gadis itu memperhatikan muka Magenta dengan teliti sambil menganggukkan kepalanya perlahan "Hikari, bukannya tadi kamu ada urusan penting ?"

    "em . . hwaaa !! aku lupa !!" gadis itu dengan cepat mengambil S-Gearnya dan bergegas meninggalkan kamar "Magenta, aku pergi dulu~"

    Magenta menggerakkan tangan kanannya ke arah Hikari yang bergegas keluar kamar rumah sakit yang dia tempati.


    `°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°`

    Gadis berambut hazel yang menggunakan rok pendek hitam, jaket kulit putih dan boots kulit putih ditambah dengan syal cokelat muda yang menghangatkan lehernya dimusim dingin. Gadis itu melihat layar handphonenya untuk memeriksa email, "aku tidak membayangkan akan selama ini" ucap gadis itu sambil melihat ke langit yang berwarna jingga.

    "aku ingin membawakan sesuatu untuknya" gadis itu berjalan sambil melihat ke arah toko-toko yang ada disamping kirinya "mungkin aku akan membawakannya kue"

    Gadis itu membuka pintu putih sebuah toko kue yang cukup besar. Dia memesan purple rare cheesecake, kue dengan keju lembut dengan topping selai anggur yang berwarna ungu dia berharap Magenta akan menyukai kue yang dibawanya. Pelayan toko membungkus kue itu dengan rapi dalam sebuah kotak putih. Gadis itu dengan membawa kotak berisi kue dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit dimana Magenta dirawat.

    --- Rumah Sakit ---

    Gadis yang mengenakan syal di lehernya berjalan keluar lift saat pintu mulai terbuka, gadis itu membalas senyum gadis yang berpakaian serba putih yang berdiri di belakang meja pusat informasi lantai 8. Dia meletakkan kotak putih yang dia bawa di atas meja untuk menulis buku kunjungan.

    "terima kasih" gadis itu tersenyum padanya

    Hikari membalas senyum gadis itu dan berjalan di lorong sambil membawa kotak putih didepan dadanya. Dia membuka pintu kamar perlahan, ruangan berwallpaper klasik yang berwarna putih terlihat gelap tanpa ada cahaya lampu sedikitpun. “kenapa ruangan ini gelap sekali ?” ucapnya sambil meraba dinding untuk menyalakan lampu ruangan, matanya menyapu kamar berwallpaper klasik itu. Dia tidak melihat ada tanda-tanda kehidupan diruangan itu, ranjang yang sebelumnya digunakan oleh Magenta terlihat rapi seperti belum lama dirapikan.

    Hikari dengan cepat berlari menuju pusat informasi, “ke mana dia ? kenapa tiba-tiba pergi tanpa memberitahuku ? tapi aku juga tidak berhak mengaturnya, aku aku bukan siapa-siapa Magenta” gadis itu terdiam setelah berlari  beberapa meter. Gadis itu menundukkan kepalanya “tapi aku mengkhawatirkannya, dia masih belum pulih sepenuhnya. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya”.

    “ada yang bisa saya bantu ?”

    Hikari dengan napas sedikit terengah-engah bertanya dengan cepat “e . i . itu, pasien yang bernama Magenta ke mana ? apa dia dipindahkan ?”.

    “maaf tunggu sebentar, saya akan mengeceknya” gadis yang berada dipusat informasi dengan cepat mengecek komputer yang ada dihadapannya, gadis itu terlihat cekatan dari kecepatan mengetiknya yang sempat membuat Hikari terkejut. Gadis itu tiba-tiba melihat ke arah Hikari dengan ekspresi seperti mendapatkan sesuatu. "pasien bernama Magenta sudah pulang pukul 11 hari ini, dan sepertinya ada titipan yang diberikan pada petugas sebelumnya”.

    “titipan ?”

    “iya, ini titipannya~”

    Hikari meletakkan kotak putih berisi kue yang dibawanya dan dengan cepat mengeluarkan selembar kertas yang ada di dalam amplop. "maaf aku pergi tanpa memberitahumu, ada hal penting yang harus aku lakukan" ucap Hikari perlahan membaca kata yang tertulis di kertas itu. Gadis berambut hazel yang memakai syal di lehernya menundukkan kepalanya “aku takut dia terluka lagi~


    `°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°`

    Lelaki berpakaian kaos putih dengan celana panjang hitam mengeringkan rambut hitamnya yang basah dengan handuk, dia melihat jam digital yang terlihat pada TV LCD 32 inci yang menempel pada dinding menunjukkan pukul 9:00 PM saat keadaan standby.

    Lelaki itu memakai S-Gearnya yang berwarna ungu yang tergeletak di atas meja, sebuah balok es berputar di hadapannya. Lelaki itu balok es yang merupakan layanan cloud bernama ice cabe yang dia gunakan. Dia melihat file bernama Ul World yang tidak bisa didownload dan dikirim oleh Anemoe. "sepertinya ada sesuatu yang terjadi, lebih baik aku mulai mengeceknya" lelaki itu melemparkan handuknya dan berjalan menuju kamarnya.

    Kamar apartement yang luas dengan cat dinding berwarna cokelat muda dipadukan dengan lantai kayu berwarna yang sama. Lelaki itu memandang ke arah bulan yang menyinari ruangan itu melewati sisi dinding kamar yang terbuat dari kaca untuk melihat keadaan luar apartemen.

    Magenta melepas S-Gear yang sebelumnya dia pakai dan memakai S-Gear yang besar. Huruf “M” yang ada di tangkai kacamata itu menyala, lelaki itu membaringkan tubuhnya perlahan  pada ranjang yang selimuti oleh bed cover berwarna putih. “akhirnya aku kembali memasuki dunia baru yang belum ku sentuh sebelumnya” Magenta tersenyum kecil “WORLD ACCESS”

    Seluruh pandangan menjadi putih layar-layar bermunculan dengan sendirinya semua layar menunjukkan pengecekan file System Unlimiter World, Magenta mencoba melihat nama-nama file yang sedang dicek oleh sistem tapi terlalu cepat untuk terbaca oleh matanya.

    Pandangnya tiba-tiba berubah menjadi gelap. Tampilan utama Unlimited World muncul setelah check file selesai, lelaki itu terkejut saat melihat menu yang muncul. "ada apa dengan game ini ? bagaimana bisa gambar karakter yang muncul sama dengan ciri-ciri fisikku di dunia nyata dan tidak bisa diubah ?!" ucapnya spontan.

    Setelah cukup lama terdiam akhirnya lelaki itu menuliskan nama aslinya sebagai nama karakter yang dia gunakan dan menekan tombol enter yang muncul dihadapannya. Dia merasakan tubuhnya mulai dipindahkan dari tampilan menuju satu tempat, Magenta menutup matanya perlahan selama proses itu berlangsung.


    Brukkkk !! aw ! !


    Suara gadis berteriak terdengar dari sisinya, lelaki itu dengan cepat membuka matanya. Seorang gadis berambut hazel terjatuh membelakanginya di padang rumput yang sangat luas.

    "aduh ! sakit tau !" teriak gadis itu sambil membalikkan badannya, "MAGENTA ? ! ! " gadis berambut hazel itu berteriak lebih keras dibanding sebelumnya.

    "Hikari, ada apa dengan game ini ? kenapa hanya terlihat HP, MP, SP bar ?" ucap Magenta sambil melihat kualitas graphic Unlimited World yang jauh dari bayangannya tanpa peduli pada apa yang diucapan gadis itu.

    "kenapa kamu berpikir kalau ini game ? Unlimited World diciptakan sebenarnya untuk membuat dunia baru yang mendekati dunia nyata" ucap Hikari sambil merapikan pakaiannya yang serba hitam dengan pola-pola seperti sirkuit yang berwarna putih menyala.

    "apa maksudmu ? aku tidak mengerti ?" ucap Magenta dengan cepat

    "em . . dunia ini fitur utamanya untuk hiburan jadi seperti game mmorpg tapi tidak ada batas level, tapi diluar itu ada fitur tambahan untuk meeting" Hikari mengacungkan jari kanannya, "jika membayar untuk fitur tambahan dapat membuat ruangan khusus untuk meeting seperti di dunia nyata dan bahkan tidak ada gangguan atau risiko rahasia akan bocor" dia menarik napas panjang setelah berbicara dengan menahan napasnya.

    “ah, aku mengerti~”

    “Magenta !!! kenapa kamu meninggalkan rumah sakit tanpa memberi tahu ku, aku khawatir tahu !! aku takut terjadi sesuatu denganmu !!” teriak gadis berambut hazel itu sambil memukul-mukul dada Magenta.

       Magenta menahan kedua tangan gadis itu yang memukul-mukul dadanya perlahan “aku tahu aku salah karena tidak memberi tahu mu, tapi pukulan pelanmu itu hampir menghabiskan seluruh HP milikku”

    “ah~ maaf, aku hanya terlalu khawatir padamu” gadis itu tersenyum padanya “ah~  kalau untuk hanya HP,MP,SP yang terlihat itu System baru yang diterapkan dari 1 bulan yang lalu, sepertinya bertujuan agar permainan PK terlihat lebih menantang tanpa melihat level atau nama pemain lain. Hanya fokus pada HP lawan”

    “apa yang terjadi saat HP mencapai 0 ?”

    “menurut yang kulihat dari karakter-karakter yang mati terkena jeda waktu 5 menit sebelum muncul menu untuk dibangkitkan, dan karakternya hanya bisa terbaring atau melakukan chat selama jeda waktu itu. Tapi diluar menunggu jeda waktu dapat dibangkitkan dengan menggunakan scroll khusus atau sihir dari pemain lain” ucap gadis itu sambil menempelkan telunjuk kanan pada bagian bawah bibirnya.

    “Hikari, apa di dunia PVP Unlimited World ada mode-mode tertentu ?”

    “em~ itu ada, coba buka menu dengan tangan kirimu”

    Magenta melihat menu khusus yang berisi tiga mode “normal, Advance, Extreme ? apa perbedaan 3 mode ini ?”

    “normal kekuatan karakter hanya murni dari dunia ini. Kalau Advance kekuatan karakter campuran dari kekuatan fisik didunia nyata dan dunia ini, tapi jika HP mencapai 0 tubuh di dunia mendapatkan sebagian damage terakhir yang membunuhnya” Hikari mengambil napas sebelum melanjutkan kata-katanya. “dan yang selalu ku gunakan mode Extreme, aku merasa mode ini yang paling bebas” gadis itu tersenyum pada Magenta “walaupun jika HP mencapai 0 badanmu akan terkena damage langsung, jadi jika di mode ini cobalah tidak mati”

    “Hikari !! awas !!”

    Magenta mendorong tubuh gadis itu untuk menghindari serangan monster tiba-tiba muncul di dekat mereka. Gadis itu terbaring di tanah dengan Magenta yang berada dihadapannya. “ke-kenapa kamu tiba-tiba mendorongku ?” tanya Hikari sambil memalingkan pandangannya dari Magenta.

    “aku hanya . . .” lelaki itu melihat ke arah monster yang menyerang ke arah mereka tertusuk pedang yang cukup besar yang menembus dada monster sejenis orc itu. Lelaki itu kembali melihat ke arah Hikari, wajah gadis itu yang putih menjadi warna kemerahan. “aduh, apa yang harus kulakukan ?” lelaki itu bertanya di dalam hatinya sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal, ini pertama kalinya dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

    Magenta melihat gadis dihadapannya membuka menu dengan tangan kirinya dan menekan menu untuk Log out. Karakter gadis itu mulai memudar dari hadapannya. “ah sial, ini salahku~” Magenta menggeleng-gelengkan kepala dengan mata tertutup. Dia membuka sebelah matanya sambil melihat ke arah monster sejenis orc yang mulai memudar “dari mana muncul pedang itu ? aku tak pernah melihat serangan seperti itu di game lain”


    `°•.¸¸.•°` Hikari `°•.¸¸.•°`

    Hikari memeluk boneka beruang yang besar di sampingnya, mukanya yang  putih terlihat memerah. Dia mempererat pelukannya sambil menutupi wajahnya yang memerah pada boneka punggung boneka beruang untuk menenangkan jantungnya yang berdetak kencang “apa yang ingin dia lakukan ?

    Hikari tiba-tiba bangun dari posisi tidurnya dan berdiri di atas kasurnya yang berlapis bed cover putih “apa dia tidak tahu sentuhan di Unlimited World seperti menyentuh yang aslinya !!”. “bagaimana jika dia sampai menyentuh tubuhku ?” kedua kakinya tiba-tiba terasa lemah, Hikari terduduk lemas sambil menundukkan kepalanya.


    `°•.¸¸.•°` Magenta `°•.¸¸.•°`


    “jika dunia ini seperti dunia nyata jadi, tidur di dunia ini atau dunia nyata sama. Lebih baik aku menunggunya di sini sampai dia kembali” ucap Magenta sambil menganggukkan kepalanya perlahan.

    “pembuat dunia ini benar-benar genius, kualitas gambar yang diberikan benar-benar nyata” Magenta melihat ke arah bulan yang menerangi padang rumput yang luas, dia merasakan angin yang bergerak melewati tubuhnya.

    Magenta membaringkan tubuhnya di tanah, dia merasakan badannya sangat rileks yang tidak pernah dia rasakan di dunia nyata. Dia mengambil setangkai rumput yang tak begitu keras dan perlahan menggigitnya. “rasanya sedikit manis” Magenta merasakan setangkai rumput yang ada di mulutnya.

    Magenta mendengar suara gemuruh yang timbul dari samping kirinya, dia melihat tengkorak-tengkorak yang bermunculan dari tanah. Dia menarget salah satu tengkorak terdekat dengannya “level 10 tipe undead, skeleton guard”

    Magenta mengambil pedang level satu yang berada dalam inventorynya, pedang satu tangan yang terbuat dari bahan besi kualitas rendah berada di tangan kanan Magenta. “sepertinya kalian tidak membiarkanku tidur malam ini, bersiaplah untuk mati” Magenta tersenyum kecil sambil menggerakkan lengan kanannya.

    2 hours later~

    “akhirnya habis juga !!” teriak lelaki berambut hitam yang terbaring di tanah sambil mengatur napasnya setelah bertarung selama 2 jam.

    Magenta melihat beberapa layar pemberitahuan yang muncul saat dia sedang membunuh skeleton guard, dia menggeser layar bertulisan “job” dari kiri ke hadapannya. Magenta memilih job blade master, job dasar yang digunakan oleh pemain tertinggi di Unlimited World. “game ini tak begitu sulit, aku akan mengejar ke tertinggalanku” dia mengepalkan tangan kanannya ke langit.

    Dia teringat layar pemberitahuan lain yang belum sempat dia baca, “pertambahan 30 point perlevel” ucapnya melihat layar yang menutupi layar yang menunjukkan info karakter miliknya. “jika sekarang levelku 25, aku mendapatkan 750 point” ucapnya lelaki berambut hitam itu sambil menekan menu ok pada layar pemberitahuan.

    “apa ?! apa maksud semua ini ?! untuk menaikan sebuah status hanya diperlukan 1 point ?! untuk apa mereka memberikan poin sebanyak ini ?!” Magenta spontan bangun dari tidurnya.

    “Huh, dunia ini lebih menarik dari yang ku bayangkan” Magenta kembali membaringkan tubuhnya “karena sekarang aku blade master aku akan mengambil status 2 str : 1 agi, diluar kekuatan serang aku masih membutuhkan kecepatan untuk menghindar”

    “saatnya tidur~” Magenta menutup matanya perlahan “aku berharap di dunia ini ada mimpi~”


    `°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°``°•.¸¸.•°`


    Gadis berambut hazel membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang berwarna Jingga menghiasi langit pagi. Dia merasakan angin yang berhembus membelainya perlahan. Gadis berambut hazel itu kembali memejamkan matanya perlahan dan berbaring serileks mungkin.

    Dia merasakan ada player lain yang tak jauh darinya, dia membuka matanya perlahan dan melihat ke arah samping kanannya. Sebuah pedang tertancap dengan sisi tajam yang sudah menumpul dan rusak di beberapa tempat, seorang lelaki berambut hitam tertidur tertekuk.

    Gadis berambut hazel merangkak mendekati lelaki yang tertidur tak jauh darinya. Lelaki itu tiba-tiba membuka matanya, gadis itu melihat mata lelaki itu yang berwarna hitam keunguan. Lelaki itu menopang tubuhnya dengan lengan kirinya.

    “Hikari, akhirnya kau kembali”
    “he ? a-apa kau menungguku semalaman ?”
    “heeh, aku ingin minta maaf aku tak sengaja melakukannya”

    “eh i-itu bukan salahmu, ja-jangan dipikirkan” gadis itu menggerak-gerakkan kedua tangannya sambil memalingkan pandangannya dari lelaki yang ada di hadapannya untuk menyembunyikan mukanya yang mulai memerah.

    Brukk . . .

    Hikari melihat dengan cepat melihat ke arah Magenta yang ada di hadapannya. Dia mendengar napas Magenta yang berat “sepertinya dia kelelahan, aku yakin dia mencoba tidur di tempat ini. Tapi, seluruh monster di arena ini agresif, jadi terbangun akibat diserang

    “aku akan membantunya menaikkan levelnya” Hikari membuka menu party dengan tangan kirinya, dia dengan cepat mengatur option pembagian barang dan exp party. Hikari tiba-tiba menepukkan tangannya “saatnya invite”

    Hikari mengangkat jari telunjuk Magenta perlahan, dia mengarahkan telunjuk Magenta pada tombol OK pada layar party yang muncul. Kalimat “party member”  muncul di atas kepala Magenta yang masih tertidur.
    “saatnya teleportasi” Hikari kembali membuka menu dengan tangan kirinya, dia dengan cepat menekan menu bertulisan “skill”. 8 layar yang semuanya berisi skill yang jumlahnya hampir mencapai 100, dia menekan skill “teleport” yang ada di layar paling kanan. Cahaya putih yang sangat terang muncul dari tanah, kedua karakter milik Hikari dan Magenta hancur dalam cahaya putih.


    Outcasts Land~


    Pemandangan langit yang dipenuhi dengan awan-awan hitam, cahaya matahari menyinari dataran yang sangat luas melewati celah-celah awan-awan hitam yang memenuhi langit. Sebuah alat pengangkut yang berbentuk seperti panggung yang berukuran 15 x 5 meter berada dekat dengan pintu masuk yang membatasi area dataran rumput dengan dataran tanah yang kering.

    Monster-monster dengan tinggi mencapai 5 meter berjaga di setiap bangunan yang terdiri dari empat tiang yang menyangga atap. Monster itu berkulit cokelat gelap dengan amor yang tebal dengan senjata yang besar, “Great Blood Axe” nama yang tertulis di atas lifebar monster yang berwarna merah yang menjadi bos dari guardian yang berjaga pada tiap bangunan.

    Seorang gadis meminum secangkir teh vanila sambil melihat ke arah dataran kering yang dipenuhi dengan monster-monster besar yang berjaga pada tiap bangunan. Dua buah robot setinggi 5 meter dengan  armor putih dengan corak-corak emas di beberapa sisi berjajar di belakang gadis itu. Robot pertama dengan dua pisau di kedua lengannya dan meriam besar di bagian punggung, robot ke dua membawa sebuah perisai besar yang hampir menutupi badannya di lengan kiri dan pisau yang keluar dari lengan kanannya.

    Kedua robot itu dengan cepat meluncur ke arah bangunan yang berada dekat dengan gadis itu dengan pendorong yang ada di punggung dan kaki. Gadis itu menuangkan teh vanila ke dalam cangkir dengan ukiran yang memiliki nilai seni tinggi. Lelaki berambut hitam yang tertidur di sampingnya terbangun mendengar dentuman-dentuman yang sangat keras.

    “Magenta~ mau teh ?” gadis itu mengangkat teko putih dengan ukiran-ukiran yang sama dengan yang terdapat pada cangkir.

    “apa itu teh vanila ?” Magenta mencium aroma yang keluar dari teko putih yang diangkat oleh gadis itu.

    “ya~” gadis itu memberikan secangkir teh yang mengeluarkan aroma vanila.

    Magenta meminum secangkir teh vanila pernah sambil merasakan rasa yang muncul dari lidahnya. Dia merasakan tubuhnya terasa tubuhnya menjadi fresh dan tingkat kesadarannya bertambah. Dia melihat ada yang aneh di bagian sudut kiri atas pandangannya, dia mencoba memperbesar sebuah layar yang terbuka.

    Magenta dengan spontan menyemburkan teh vanila yang dia minum akibat terkejut melihat tulisan yang ada dalam layar itu “Hikari ! kamu level 950 ?”

    “ehm~ iya, kamu juga level 230 sekarang”  Hikari mengoyang-goyangkan cangkir berisi teh vanila yang ada di tangan kanannya

    “du-dua ratus tiga puluh ? sejak kapan ? aku masih level 25!” teriak Magenta tak percaya

    “bodoh~” Hikari kembali meminum teh vanilanya perlahan

    Magenta spontan mundur beberapa sentimeter melihat levelnya yang tertulis dalam layar info karakter tertulis 230 dan expbarnya bertambah perlahan-lahan. Magenta menatap Hikari dengan serius “apa yang kau lakukan ?”

    “kenapa kamu melihatku seperti aku melakukan hal yang buruk ?” raut muka Hikari yang sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya tiba-tiba berubah. Hikari memalingkan wajahnya ke arah dataran kering yang ada di samping kanannya “coba kamu lihat ke arah datangnya dentuman-dentuman yang membangunkanmu”

    Dua robot setinggi 5 meter dengan armor yang dipenuhi dengan percikan darah melawan monster-monster yang menjaga di sekitar bangunan-bangunan yang berdiri di dataran itu. Robot itu tetap menyerang diantara tumpukan monster-monster penjaga yang sudah mati. “apa itu ? aku belum pernah melihatnya sebelumnya”

    “itu robot yang menjadi kendaraanku” Hikari melihat ke arah MP barnya yang bergerak turun naik dengan cepat

    “kendaraanmu ? tapi kenapa kedua robot itu bergerak seperti summon yang dapat menyerang atau bergerak sendiri setelah dipanggil” Magenta menatap tajam ke arah Hikari.

    “aku tak tahu, aku dapat skill yang dapat menggerakkan robot-robot itu tanpa harus menaikinya” Hikari tersenyum tanpa beban, seperti skill yang dia miliki tidak termasuk skill khusus.

    Magenta menundukkan kepala sambil membuang napasnya melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Hikari “oiy~ Hikari, bagaimana aku mengganti job ? aku masih berada pada job dasar”

    “oh itu, job lanjutan diberikan secara random sesuai kemampuanmu. Jadi masalah job tidak ada hubungannya dengan tinggi level yang dimiliki, karena aku pernah melihat karakter level 50 sudah mendapat job level 4” Hikari memegang bibir bagian bawahnya dengan telunjuk sambil melihat ke arah kiri.

    “bagaimana denganmu ? apa jobmu ?”

    “eh ? itu . . . sepertinya ini job lanjutan yang pertama. Job tipe S, Sky Breaker”

    Magenta secara spontan membuka mulutnya tanpa berkata apapun, dia kembali terkejut melihat ekspresi Hikari yang menganggap hal-hal yang dimilikinya biasa. Hikari mengangkat cangkir yang baru dia tuang dengan tersenyum bebas tanpa mempedulikan ekspresi Magenta yang terkejut.


    Prankkk !!!


    Cangkir putih dengan ukiran bernilai artistik tinggi pecah tiba-tiba, air teh dan pecahan cangkir putih berserakan di hadapan Hikari. Raut muka Hikari berubah secara cepat, dia melihat ke arah kiri dengan tatapan yang tajam.


    to be continue . . .

    0 comments

  • Random Post

    Random Post

    Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - [IO] World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan